Friday, May 18, 2012

CINTA DAN SESAL

infogue.com
“Sa... ini bekal mu jangan sampai ketinggalan lagi,” Ibu Yusa mengingatkan kembali kepada Yusa sambil meletakkan bekal di dekat tas kerjanya.
“Sssstttttt.... udah jam 07.10, aku telat nihh. Ah sial-sial, gara-gara kemarin Dafa ngajakin hang out,” gerutu Yusa.
“Ma.. aku berangkat dulu,” teriak Yusa yang minta izin kepada ibunya.
Yusa bekerja di salah satu perusahaan kontraktor sebagai Karyawan. Dia baru saja  6 bulan diterima bekerja. Dan hari ini ada meeting di perusahaan Yusa bekerja. Yusa mendapat jatah presentasi tentang perencanaan-perencanaan proyek dan evaluasi kerja per departemen. Waktu yang tersisa hanya 20 menit bagi Yusa untuk menuju ke kantor. Sementara waktu normal yang ditempuh menuju kantor adalah 30 menit.
“Ah.. ga da waktu lagi,” ucap Yusa sambil menggeber sepeda motor dengan kecepatan tinggi.
Tiba-tiba di saat akan melalui tikungan tajam 2 kilometer dari lingkungan perumahan Yusa, ban depan sepeda motor Yusa tak kuasa menahan keseimbangan berat sepeda motor dan tubuhnya. Dan tanpa diduga dari arah berlawanan ada wanita yang mengendari sepeda motor bebek. Secara sontak Yusa ingin menghindari  wanita dari arah depannya. Namun naas, ban belakang Yusa menyenggol body samping sepeda motor bebek tersebut.
Gubrrraaakkk....Ssssrrrrreeeeeetttttt.....
Bunyi sepeda motor Yusa menabrak pohon bambu di tepi jalan. Keberuntungan menyelimuti Yusa. Dia berhasil melepaskan diri dari sepeda motornya sebelum menabrak pohon bambu.
“Ughh...,” Yusa meringis kesakitan dan sambil memegangi lengan kirinya.
Banyak darah yang bercucuran dari lengan dan kaki Yusa. Sementara 3 meter dari tubuh Yusa tergeletak, terlihat seorang wanita yang tertindih sepeda motor bebek. Ternyata wanita tersebut merupakan wanita yang mengendari motor bebek yang mencoba dihindari Yusa. Seketika banyak orang yang berkerumunan, dan membawa kedua orang tadi yang kena kecelakaan.
3 Jam berlalu.....
Dengan keadaan yang sakit, Yusa mencoba membuka kedua matanya. Pertama kali yang dia lihat adalah kedua orang tuanya di samping kanan tempat tidurnya, dan adiknya, Septian di sebelah kirinya.
“Apakah aku sudah di surga ya?” kata Yusa dengan pelan.
“Husst, jangan sembarangan ngomong! Sekarang kamu di rumah sakit sa?” sahut ibu Yusa.
“Aduh tanganku terasa sakit ma?” Yusa meringis kesakitan.
“Tanganmu patah karena kecelakaan tadi, tapi sekarang sudah di operasi oleh dokter.”
Tiba-tiba Yusa teringat bahwa motornya yang terpental karena oleng sempat mengenai motor seorang wanita.
“Oh ya bu. Saat aku terjatuh tadi sepeda motorku sempat menyerempet sepeda motor lainnya, kalau nggak salah lihat dia seorang wanita. Dia di mana sekarang bu?” tanya Yusa.
“Oh wanita itu sekarang dirawat di rumah sakit ini juga, ruangannya di sebelah ruangan ini.”
“Bagaimana keadaannya bu?”
“Oh dia, baik-baik saja. Barusan ibu menjenguknya dan sekalian minta maaf. Ternyata keluarganya tidak mau menyalahkan kamu sa. Mereka menganggap ini murni kecelakaan, bukan suatu kecerobohan kamu,” jelas ibu Yusa.
“Oh... Syukurlah,”
“Baik sekarang kenapa kamu bisa jatuh dari motor? Pasti kamu mengebut ya?”
“Maaf ma. Tadi aku ada presentasi, dan aku hanya punya 20 menit sampai ke kantor.” Terang Yusa.
“Tadi Mama sama Papa sudah menelpon bos kamu, dan kebetulan acara meeting diundur 2 minggu lagi karena bos kamu mendadak melakukan kunjungan ke Kalimantan. Dia juga berpesan agar kamu beristirahat dulu untuk menyembuhkan lukamu,”
“Terima kasih ma, Pa?”
Keesokan harinya...
                Tanpa diduga kondisi Yusa berangsur membaik, walaupun tangan kiri dibalut dengan perban. Dia kemudian teringat wanita yang tidak sengaja ditabraknya.
                ‘Oh iya, selagi dia belum pulang aku harus meminta maaf kepadanya,’ kata Yusa dalam hati.
                Yusa nekat ke kamar sebelah setelah mama ke kamar mandi.
                Kemudian Yusa memberanikan masuk ke kamar sebelah. Kemudian ibu dari wanita itu menghampiri Yusa dengan rasa sedikit terkejut.
                “Maaf anda salah kamar. Anda siapa ya?”
                “Saya bukan salah kamar, bu. Saya Yusa yang kemarin tanpa sengaja sepeda motor saya menyerempet anak ibu. Saya ke sini mau minta maaf ke anak Ibu dan Ibu,”
                “Oh kamu ya nak Yusa,, gak pa pa kok. Kemarin ibu kamu sudah ke sini, dan kami sudah memaafkan. Kami menganggap itu sebagai kecelakaan biasa.”
                “Terima kasih, bu.”
                Kemudian Yusa menghampiri wanita tersebut. Mereka berkenalan. Yah, wanita tersebut bernama Dea, bekerja sebagai guru honorer. Kesan pertama didapat dari wajah Dea adalah cantik, smart, dan sesuai dengan arti namanya Dea, berarti Dewi. Mulai ada pikiran tentang “Pandangan Pertama” bagi Yusa. Hal yang membuat Yusa terpukau adalah pekerjaan Dea. Yusa selalu memimpi-mimpikan mempunyai tambatan hati seorang guru meskipun guru Honorer.
                2 minggu kemudian....
Mereka pun semakin dekat. Lebih lagi Yusa mulai menaruh rasa di hati Dea. Tapi sebaliknya Dea hanya menganggap sebatas hubungan kakak dan adik saja. Dan inilah kelak yang membuat Dea menyesal seumur hidup.
Tentang Fandy,
Dia adalah seorang pria yang bekerja sebagai Customer Service. Sosok yang tinggi, badan tegak, muka yang lonjong, kulit putih ditambah hidung mancung membuatnya sesuai bekerja sebagai CS di salah satu Bank Terbesar di Indonesia. Fandy juga mengenal sosok Dea. Dia diperkenalkan oleh temannya bernama Tina.
Lanjutan......
Di saat itu juga Yusa mulai sadar, bahwa tidak ada rasa cinta dalam diri Dea untuknya. Walaupun Yusa sudah mengucap janji jika kelak Dea menjadi tambatan hatinya, dia akan slalu menjaganya dalam keadaan apapun. Akhirnya Yusa memutuskan untuk menjauh dari kehidupan Dea. Dia sadar bahwa secara finansial, dia tidak ada apa-apanya dibanding Fandy. Ditambah lagi Yusa harus menjadi tulang punggung setelah ayahnya sakit-sakitan. Keuangan keluarga Yusa pun semakin memprihatinkan dari hari ke hari. Pernah suatu ketika Yusa bicara dengan ibunya.
“Ma, bagaimana kalau aku mencari kerja ke Jakarta, aku coba cari kerja yang gajinya bisa mencukupi keluarga kita, bu?” tanya Yusa ke Ibunya.
Namun ibu dan ayahnya tidak setuju jika Yusa harus merantau untuk menghidupi keluarga. Kemudian Ayah dan ibunya mendirikan Warung makan kecil-kecilan di pinggir jalan.
Karena kengototan Yusa untuk mencari kerja yang layak, dia melamar pekerjaan kesana-kemari tanpa sepengetahuan Ayah ibunya. Akhirnya dia mendapatkan pekerjaan baru di Perusahaan Tambang yang berdomisili Pulau Kalimantan. Untuk awal masuk kerja Yusa diberi 1 minggu setelah pengumuman untuk mempersiapkan keberangkatan ke Kalimantan. Di saat memperoleh kabar baik,  Yusa mendapat telepon dari Ryan, teman Dea. Ryan menelpon Yusa untuk menanyakan kabar sobatnya yang telah lama tidak pernah hang out bersamanya, dan Ryan juga mengabarkan bahwa Dea menderita tumor otak ganas.
Tubuh Yusa lemas, tak kuasa dirinya menyangga tubuhnya untuk tetap berdiri tegak. Walaupun sudah 3 bulan ia putus komunikasi, tiba-tiba muncul bayangan kisah-kisah masa lalu yang indah dengan Dea.
“Ma, aku diterima di Perusahaan Tambang Kalimantan. Tapi, disaat bersamaan aku juga dapat kabar kalau Dea terkena Tumor ganas,” terang Yusa yang berusaha manahan air matanya jatuh ke lantai.
“Hah? Dea yang dulu sempat dekat denganmu, nak?”
“Iya Ma.”
Kemudian Yusa dan ibunya pergi ke rumah sakit. Dan sesampainya di sana, Dea sedang makan bubur yang disuap oleh ibunya. Kemudian terlintas pertanyaan dalam hati Yusa. Ke mana si Fandy? Kenapa dia gak ada di sini? Ah mungkin saja dia sibuk kerja. Pikir Yusa
Kemudian Yusa memberanikan masuk ke ruangan Dea, walaupun perasaannya sakit hati belum terobati sampai detik ini. Sambutan ramah pun diberikan Ibu Dea untuk Yusa dan Ibunya Yusa. Ibu Yusa dan Ibu Dea mengobrol diluar ruangan. Yusa pun mendekat ke arah Dea yang berbaring, dan sambil mengulurkan tangan kanannya ke arah Dea sebagai tanda jabat tangan. Dan diterima Dea dengan tangan dan wajah yang berseri seakan-akan ia lupa dengan penyakitnya.
“Hai, Sa apa kabarmu? Lama sekali kamu nggak hubungi aku, ke mana aja?” tanya Dea.
“Baik-baik kok. Iya, banyak kerjaan yang harus aku kerjakan,”
“Jangan bohong kamu! Semenjak aku mempunyai kekasih. Kamu bak di telan bumi saja. Kamu marah ya sama aku Sa!” bentak Dea dengan air mata yang menetes di pipinya.
Sesegera mungkin Yusa mencoba untuk melupakan kajadian masa lalu. Tiba-tiba saja Dea bercerita bahwa Fandy meninggalkannya setelah 2 minggu mengetahui penyakit yang diderita Dea.
Waktu yang tersisa untuk menemani Dea tinggal 3 hari lagi. Selama 3 hari itu pula digunakan Yusa untuk membuat Dea bahagia dalam menghadapi sakitnya.
Dan tibalah waktu terakhir Yusa menemani Dea selama di rumah sakit. Yusa bercerita kepada Dea bahwa dia akan pergi bekerja ke Kalimantan dan kemungkinan besar dia dia akan tinggal di sana  dalam waktu lebih dari 3 bulan. Hal yang membuat gembira dan sekaligus sedih buat Dea. Dea pun menyesal karena dia dulu menaruhkan cintanya ke orang yang salah. Bukan Fandy melainkan Yusa orang yang benar-benar sayang kepadanya. Andai saja waktu bisa berputar. Inilah Penyesalan seorang wanita akan cintanya.
Kemudian setelah 1 hari keberangkatan Yusa, Dea mengalami koma. Kondisinya menurun drastis, dan akhirnya meninggal.

Pesan yang didapat dalam cerita ini. Cinta butuh pengorbanan, kasih sayang, dan ikhlas menerima kekurangan. Waktu akan terus berjalan tanpa pernah berputar kembali. Bagi-bagi sahabat semua, kenalilah orang yang anda anggap sempurna di mata anda, jangan pernah menyesal jika ada orang lain yang lebih dari sempurna untuk anda.

18/5/2012

No comments:

Post a Comment