Tiba-tiba saja terdengar bunyi
dering handphone dari Yusa. Siapakah
yang nelpon dia? Kemudian dengan cepat dia membaca layar handphone-nya.
Ternyata itu panggilan dari Dea.
‘Ya
hallo...’
‘Sa nanti tolong jemput
gue ya?’
pinta Dea sambil memegang handphone yang diletakkan di sebelah telinga kanannya.
‘Oke Dea, kira-kira acaranya selesai jam
berapa? Biar aku nggak telat jemputnya’ balas Yusa yang saat itu sedang hang out dengan Dila dan Akbal.
‘Lima belas menit lagi aku keluar. Kamu aja
sekarang ke sini ya? biar aku gak nunggu kelamaan’.
‘Ya oke. Aku ke sana
sekarang’
“Telpon darimana Sa?” tanya Lala dan
Reza.
“Telpon dari Dea. Gue cabut dulu ya,
friends? Kali ini Gue yang bayarin. He...he...” sambil mengeluarkan uang lima
puluh ribuan dari dompetnya.
Yusa
pun bergegas meninggalkan kafe dan temannya. Kemudian, menuju ke tempat pesta
ultah Ria, teman Dea. Hanya butuh lima belas menit bagi Yusa sampai ke pesta
ultah Ria. Kemudian mereka berdua pulang dengan menunggangi motor matic nya Yusa. Di jalan mereka berdua
sempat bercanda tawa, hal yang membuat Yusa semakin yakin jika Dea mau
menerimanya sebagai pacar, sesuai dengan ekspekatasi-nya. Mereka akhirnya
sampai di rumah. Sebelum Dea masuk, Dea mengatakan sesuatu kepada Yusa.
“Sa, boleh gak aku minta tolong
lagi?” pinta Dea.
“Ah santai aja selama aku bisa
membantu, pasti kubantu,”
“Tugas Bahasa Inggris-ku belum
selesai Sa, aku minta tolong. Kamu kan pintar pelajaran Bahasa Inggris?” rayu
Dea sambil memperlihatkan senyuman manisnya.
“Ya, pake basa basi segala! Kan aku
pernah ngomong jika ada yang bisa aku bantu, tinggal ngomong saja. He...
he...!” canda Yusa.
“Wah kamu baik deh Sa? Thanks ya?”
Kemudian Dea masuk ke rumah untuk
mengambil tugas Bahasa Inggris. Hari semakin malam. Yusa pulang untuk
mengerjakan tugas bahasa inggris milik Dea. Sudah kebiasaan Yusa membantu
mengerjakan tugasnya Dea. Bisa berbuat baik kepada Dea, wanita yang cantik,
putih, mungil, dan kurus adalah suatu kegembiraan tersendiri buat Yusa.
Walaupun tanpa disadari tugas sekolah Yusa sendiri sering terbengkalai.
Pasalnya, Yusa sudah merasa kantuk setelah mengerjakan tugas Dea dan sebelum
mengerjakan tugasnya sendiri. Tak jarang juga Yusa dimarahin gurunya karena
terlambat mengumpulkan tugas. Hanya Lala yang bisa mengerti Yusa. Disaat Yusa
mengalami masalah dengan tugasnya, Lala sering membantunya. Mengerjakan tugas double, yang satu buat Yusa, teman
sekelasnya pun sudah biasa. Selama Yusa PDKT dengan Dea, selama itu pula Lala
membantu Yusa. Pertemanan sejak Sekolah Dasar terjalin hingga sekarang.
“Ni Sa? PR loe udah gue kerjain. Sa
gue boleh tanya sama loe gak? And Loe janji gak akan marah?” tanya Lala sambil
memberikan PR Bahasa Indonesia kepada Yusa.
“Wah makasih ya La’? Loe emang temen
gue yang paling baik. Gue janji deh minggu depan gue nraktir makan nasgor di Bu
Marni. Yapz, Loe mau tanya apa? Tenang aja gue nggak bakalan marah kok!”
“Sampai kapan sih loe begini Sa? Loe
harus ingat Sa! Empat bulan lagi kita Ujian Nasional?”
“Iya gue ngerti kok. Ya mungkin
sampai gue nembak Dea dan diterima jadi pacarnya?”
“Loe yakin, loe akan diterima?”
“Yah gue harus yakin lah. Selama ini
gue ama Dea udah deket banget kok?”
“Oke, terserah loe aja lah. Tapi gue
minta bulan depan loe harus berubah. Dan mulai bulan depan gue udah berhenti dan
nggak akan nolong loe lagi untuk buatin PR, biar loe serius menghadapi Ujian
Nasional,” ancam Lala.
“Ya oke-oke, tapi kok tiba-tiba loe
perhatian sama gue. Loe jatuh cinta ya ma gue.. Ha..ha?” canda Yusa.
“Idih nggak la yau?”
Lala adalah teman kecil Yusa hingga
sekarang. Setiap Lala ngambek atau marah, Yusa tidak pernah balas marah dan
ngambek kepada Lala. Dan jika mereka berselisih sering kali Yusa yang mengalah.
Hari-hari yang ditunggu Yusa tiba.
Malam ini Yusa mengajak Dea makan malam di kafe, dan untuk mengungkapkan
perasaan Yusa ke Dea. Dua jam berlalu Yusa menunggu kedatangan Dea. Tiba-tiba
terdengar nada sms di handphone Yusa
dan berisi.
‘Sa,
q minta maaf. Aku g’ bs dtng q hrs jga adekq d rmh’
‘O
ya dah gpp. Q Cm pngN ngmong something for you’
‘Ngomong
apa Sa? Sekarang aj, gpp kok’
‘Besuk
aj lah De, ntar g3’
‘Gpp
Sa. Sekarang aj’
Sontak rasa bingung
meliputi Yusa. Dia berpikir sejenak. Dalam hati nya dia ingin mengungkapkan
rasa cintanya sekarang juga. Tapi seluruh tubuhnya kaku untuk mengungkapkannya.
Tanpa berpikir panjang Yusa memberanikan diri.
‘Baik
gue ngomong skrg De’. Aku sayang kamu. N km sayang gak 5 q?? Tolong dijawab
ya?’
‘Q
jg sayang km Sa? Tp... besuk aja di sekolah,,,kita ketemuan..hbis Istirahat ke-2
ya di taman gue mau ngomong sesuatu juga??’
Keesokan paginya, Wajah
Yusa berseri-seri dia tidak sabar menunggu kata sayang dari Dea waktu istirahat
ke-2 nanti. Ketika dia baru memandangi foto Dea di hpnya, tiba-tiba Reza
berlari menghampirinya.
“Sa, Loe dah nyatain perasaan loe ke
Dea?” tanya Reza dengan nada yang tersengal-sengal habis berlari-lari.
“Santai sob! Pelan-pelan sob.
Kemarin malam gue nyatain, tapi lewat sms,” terang Yusa.
“Wah gawat. Gue sulit untuk ngasih
tahu ini ke loe, tapi gue harus sampein ke loe. Tadi di jalan gue boncengan
sama Ria, temennya Dea. Dan Dia keceplosan ngomong, kalau Dea sudah jadian sama
Fendy sebulan yang lalu,”
“Apa loe yakin Za? Loe jangan buat
gue marah?”
“Yah ngapain gue bohong sa? Dan apa
untungnya buat gue?”
Tiba-tiba saja wajah Yusa muram. Diam seribu bahasa, tatapan matanya menajam.
Bel istirahat kedua pun berbunyi. Yusa menunggu kedatangan Dea dari kejauhan,
bukan tepat di tempat duduk di taman, rencana tempat bertemu mereka berdua.
Tiba-tiba saja Dea datang menuju ke arah taman dengan Fendy. Mereka terlihat
seperti orang pacaran. Hal yang membuat sedih Yusa. Akhirnya Yusa beranjak dari
tempatnya dan menuju ke kelas nya. Reza dan Lala tidak berani bertanya kepada
Yusa. Pasalnya, raut wajah Yusa kurang bersahabat pada waktu itu.
------------
Ujian Nasional Nasional tingkat SMU
tinggal 2 bulan lagi. Semenjak kejadian itu, prestasi Yusa menurun drastis.
Dalam 1 minggu saja, Yusa hanya masuk 2-3 kali. Nilai-nilai ulangan pun semakin
memalukan. Reza dan Lala berusaha menasihati Yusa. Tapi Yusa sudah kebal dengan
nasihat mereka berdua.
Tiba-tiba
tanpa sengaja Lala melihat Yusa sedang menyendiri di taman sekolah.
“Baru kali gue lihat laki-laki yang
pengecut, lemah, cengeng, dan berpikiran dangkal seperti loe Sa?” kata Lala
sambil berjalan menghampiri Yusa dari arah belakang.
“Kenapa Loe kesini!! Tinggalin gue
sekarang!!” bentak Yusa sambil menoleh ke arah Lala.
“Oke
Sa! Gue akan ninggalin loe. Dan ini mungkin terakhir gue ganggu loe. Tapi
sebelumnya gue ingin jelaskan sesuatu ke loe. Tahu nggak sa? Apa yang gue
takutin akhirnya kejadian juga. Semenjak Dea jalan sama Fendy dan cinta loe
bertepuk sebelah tangan, loe berubah 1800. Loe bukan Yusa yang gue
kenal. Asal loe tahu Sa? Orang yang paling terpukul melihat perubahan dalam
diri loe adalah gue Sa? Tapi ternyata loe gak ngerti gue, gak ngerti isi hatiku
gue,” tiba-tiba air mata menetes membasahi pipinya.
“Dan
ini mungkin terakhir kali gue perhatian ama loe. Semoga kelak loe berubah dan
bahagia. Selamat tinggal Sa?” Kata Lala sambil bergegas meninggalkan Yusa.
Kedua
mata Yusa terbelalak hingga hampir berair. Dia akhirnya sadar bahwa selama ini,
Lala lah yang tulus mencintainya. Dan kebaikan yang diberikan oleh Lala
kepadanya semata-mata atas dasar nama cinta.
Kemudian
Yusa mengejar Lala. Dengan cepat, diraihlah tangan Lala. Kemudian digenggamlah
erat-erat tangan Lala
“La’,
gue putusin sekarang. Gue akan berubah seperti dulu lagi. Dan yang paling
penting. Gue juga sayang ama loe La! Loe masih mau kan menerima gue?”
“Baik
gue akan menerima loe asalkan loe harus lulus Ujian Nasional dengan Nilai yang
lebih tinggi dari gue, bagaimana?” tantang Lala
Dengan
kejadian ini Yusa menjadi semangat belajar lagi walaupun UNAS hanya tinggal 2
bulan lagi.
3 bulan kemudian....
Di papan pengumuman tertulis, Yusa
memperoleh peringkat 3 sebagai siswa yang memproleh nilai tertinggi UNAS di
sekolahannya. Dan Lala menempati peringkat 2 satu tingkat di atas Yusa. Ini
berarti tantangan yang diberikan Lala tidak dapat dipenuhi Yusa. Yusa sedih,
namun dia menerima dengan lapang dada. Tiba-tiba Lala menghampiri Yusa sambil
melemparkan senyum kepadanya.
“Ah, La loe jangan nyindir gue. Gue
dah ikhlas kok. Emang gue gak mampu mengatasi tantangan loe, yang penting buat
gue. Loe tetep bisa berteman dan bersahabat dengan gue. Bisa kan La?” tanya
Yusa.
“Gue belum ngomong apa-apa loe sudah
buat kesimpulan sendiri ya Sa?”
“Emang sih loe gak berhasil atas tatangan gue. Tapi gue salut kepada
semangat juang loe, Sa? Gue putusin, gue nerima loe!”
Akhirnya kata “jadian” terselip di
antara hati mereka. “Pasangan yang romantis” kata teman-temanya. Tapi hal ini
di luar sepengetahuan Dea.
5 tahun kemudian....
Mobil dengan merk avanza
berhenti di sebuah toko bunga. Seorang dengan pakaian jas rapi, dan sisiran
rambut membelah ke samping, turun dari mobil tersebut. Ya ternyata Yusa. Dia
kemudian menghampiri penjual bunga untuk
membeli bunga kesukaan Lala, bunga melati. Tiba-tiba wajah dan kedua mata Yusa
membelalak. Dalam hatinya berkata ‘aku
tidak asing dengan wajah ini.’
“Dea!!” panggil Yusa
kepada wanita penjual bunga tersebut.
“Oo. Kamu Yusa ya?” tanpa rasa malu
Dea membalas pertanyaan Yusa.
Mereka pun saling tegur sapa, dan
tak pelak Yusa menawarkan untuk mengajak Dea makan siang di dekat toko bunga
Dea.
Ya, selama 1 tahun Yusa telah lulus
dari kuliah dan diterima kerja di perusahaan kontraktor sebagai supervisor.
Satu jam mereka saling tanya-jawab tentang kehidupan mereka masing-masing.
Tiba-tiba saja Dea melayangkan pertanyaan ke arah Yusa, yang membuatnya sedikit
kaget.
“Apa kamu sudah menikah Sa?”
“Ohh aku belum menikah kok. aku
masih fokus berkarier dahulu,”
“Pacar?”
“Ha? Cariin dung, hehe.. aku masih
jomblo lho?”
“kamu kan bisa cari sendiri Sa?
Masih adakah rasa sayangmu dulu buatku Sa?”
Tiba-tiba sebuah pertanyaan bagaikan
laju bus surabaya-jogja menghantam tubuh Yusa.
“Sebelum aku jawab, aku ingin
bertanya kepadamu Dea. Kenapa kamu dulu gak memilih aku Dea? Tolong jawab
dengan jujur. Aku gak bakalan marah kok?” jelas Yusa sambil memainkan
jari-jarinya di atas keyboard HP-nya dengan merangkai sms buat Lala untuk
segara datang, tanpa sepengetahuan Dea
“Baik Sa, aku dulu gak memilih kamu
soalnya kamu kurang dewasa, kamu baik sih tapi kadang-kadang kamu dingin kepada
teman-temanku, dan dulu penampilanmu kurang dewasa dan juga masih awut-awutan.
Tapi sekarang kamu sudah kelihatan dewasa, Sa?”
“Oh.. kabarnya Fendi gimana?”
“Kita putus 2 tahun lalu, pas aku di
drop out kampus karena nunggak SPP 2 bulan.”
“Oo.. kamu sekarang sudah tahu kan,
Apakah Fendy benar-benar mencintaimu?”
“Aku
kan selalu mendoakan agar kamu bahagia kelak. Tentang kelemahan-kelemahanku
yang kamu katakan tadi, aku akan berusaha memperbaiknya, dan aku khususkan untuk
seseorang yang aku sangat sayangi.”
Mendengar kata-kata itu hati Dea
jadi bungah.
“Dan itu lah wanita yang sangat aku
sayangi.” Sambil menunjuk ke arah belakang Dea.
Ternyata yang berjalan menghampiri
Yusa adalah Lala pacar waktu SMA dulu sampai saat ini. Lala yang anggun cantik
berjalan menghampiri Yusa. Lala bekerja sebagai Guru.
Hanya
ada penyesalan dalam diri Dea.
Semahal-mahal
nya bunga, jika layu pasti tidak ada harganya.
Semurah-murahnya
bunga, jika harum semerbak mewangi pasti berharga.
Jika kita
sudah memiliki bunga melati di tangan, sementara di depan ada bunga yang lebih
bagus. Jangan pernah berpaling apa yang kita dapat. Bunga bagus belum tentu
harumnya tahan lama.
Orang yang
benar-benar mencintai kita adalah seseorang yang menerima kita apa adanya dan
mempunyai keikhlasan dalam dirinya untuk mebahagiakan pasangannya.
Jadikan Kegagalan dalam cinta menjadi suatu proses menuju kebahagian dan pemilihan cinta yang berkualitas. Kelak Semuanya #KanIndahPAdaWaktunya.........
Jadikan Kegagalan dalam cinta menjadi suatu proses menuju kebahagian dan pemilihan cinta yang berkualitas. Kelak Semuanya #KanIndahPAdaWaktunya.........
Terimakasih Sahabat-sahabat Indra semoga bermanfaat.
5 Juni 2012
No comments:
Post a Comment