Monday, June 4, 2012

kan indah pada waktunya


            Tiba-tiba saja terdengar bunyi dering handphone dari Yusa. Siapakah yang nelpon dia? Kemudian dengan cepat dia membaca layar handphone-nya. Ternyata itu panggilan dari Dea.
            ‘Ya hallo...
‘Sa nanti tolong jemput gue ya?’ pinta Dea sambil memegang handphone yang diletakkan di sebelah telinga kanannya.
Oke Dea, kira-kira acaranya selesai jam berapa? Biar aku nggak telat jemputnya’ balas Yusa yang saat itu sedang hang out  dengan Dila dan Akbal.
Lima belas menit lagi aku keluar. Kamu aja sekarang ke sini ya? biar aku gak nunggu kelamaan’.
‘Ya oke. Aku ke sana sekarang’
            “Telpon darimana Sa?” tanya Lala dan Reza.
            “Telpon dari Dea. Gue cabut dulu ya, friends? Kali ini Gue yang bayarin. He...he...” sambil mengeluarkan uang lima puluh ribuan dari dompetnya.
            Yusa pun bergegas meninggalkan kafe dan temannya. Kemudian, menuju ke tempat pesta ultah Ria, teman Dea. Hanya butuh lima belas menit bagi Yusa sampai ke pesta ultah Ria. Kemudian mereka berdua pulang dengan menunggangi motor matic nya Yusa. Di jalan mereka berdua sempat bercanda tawa, hal yang membuat Yusa semakin yakin jika Dea mau menerimanya sebagai pacar, sesuai dengan ekspekatasi-nya. Mereka akhirnya sampai di rumah. Sebelum Dea masuk, Dea mengatakan sesuatu kepada Yusa.
            “Sa, boleh gak aku minta tolong lagi?” pinta Dea.
            “Ah santai aja selama aku bisa membantu, pasti kubantu,”
            “Tugas Bahasa Inggris-ku belum selesai Sa, aku minta tolong. Kamu kan pintar pelajaran Bahasa Inggris?” rayu Dea sambil memperlihatkan senyuman manisnya.
            “Ya, pake basa basi segala! Kan aku pernah ngomong jika ada yang bisa aku bantu, tinggal ngomong saja. He... he...!” canda Yusa.
            “Wah kamu baik deh Sa? Thanks ya?”
            Kemudian Dea masuk ke rumah untuk mengambil tugas Bahasa Inggris. Hari semakin malam. Yusa pulang untuk mengerjakan tugas bahasa inggris milik Dea. Sudah kebiasaan Yusa membantu mengerjakan tugasnya Dea. Bisa berbuat baik kepada Dea, wanita yang cantik, putih, mungil, dan kurus adalah suatu kegembiraan tersendiri buat Yusa. Walaupun tanpa disadari tugas sekolah Yusa sendiri sering terbengkalai. Pasalnya, Yusa sudah merasa kantuk setelah mengerjakan tugas Dea dan sebelum mengerjakan tugasnya sendiri. Tak jarang juga Yusa dimarahin gurunya karena terlambat mengumpulkan tugas. Hanya Lala yang bisa mengerti Yusa. Disaat Yusa mengalami masalah dengan tugasnya, Lala sering membantunya. Mengerjakan tugas double, yang satu buat Yusa, teman sekelasnya pun sudah biasa. Selama Yusa PDKT dengan Dea, selama itu pula Lala membantu Yusa. Pertemanan sejak Sekolah Dasar terjalin hingga sekarang.
            “Ni Sa? PR loe udah gue kerjain. Sa gue boleh tanya sama loe gak? And Loe janji gak akan marah?” tanya Lala sambil memberikan PR Bahasa Indonesia kepada Yusa.
            “Wah makasih ya La’? Loe emang temen gue yang paling baik. Gue janji deh minggu depan gue nraktir makan nasgor di Bu Marni. Yapz, Loe mau tanya apa? Tenang aja gue nggak bakalan  marah kok!”
            “Sampai kapan sih loe begini Sa? Loe harus ingat Sa! Empat bulan lagi kita Ujian Nasional?”
            “Iya gue ngerti kok. Ya mungkin sampai gue nembak Dea dan diterima jadi pacarnya?”
            “Loe yakin, loe akan diterima?”
            “Yah gue harus yakin lah. Selama ini gue ama Dea udah deket banget kok?”
            “Oke, terserah loe aja lah. Tapi gue minta bulan depan loe harus berubah. Dan mulai bulan depan gue udah berhenti dan nggak akan nolong loe lagi untuk buatin PR, biar loe serius menghadapi Ujian Nasional,” ancam Lala.
            “Ya oke-oke, tapi kok tiba-tiba loe perhatian sama gue. Loe jatuh cinta ya ma gue.. Ha..ha?” canda Yusa.
            “Idih nggak la yau?”
            Lala adalah teman kecil Yusa hingga sekarang. Setiap Lala ngambek atau marah, Yusa tidak pernah balas marah dan ngambek kepada Lala. Dan jika mereka berselisih sering kali Yusa yang mengalah.
            Hari-hari yang ditunggu Yusa tiba. Malam ini Yusa mengajak Dea makan malam di kafe, dan untuk mengungkapkan perasaan Yusa ke Dea. Dua jam berlalu Yusa menunggu kedatangan Dea. Tiba-tiba terdengar nada sms di handphone Yusa dan berisi.
            ‘Sa, q minta maaf. Aku g’ bs dtng q hrs jga adekq d rmh’
            ‘O ya dah gpp. Q Cm pngN ngmong something for you’
            ‘Ngomong apa Sa? Sekarang aj, gpp kok’
            ‘Besuk aj lah De, ntar g3’
            ‘Gpp Sa. Sekarang aj’
            Sontak rasa bingung meliputi Yusa. Dia berpikir sejenak. Dalam hati nya dia ingin mengungkapkan rasa cintanya sekarang juga. Tapi seluruh tubuhnya kaku untuk mengungkapkannya. Tanpa berpikir panjang Yusa memberanikan diri.
            ‘Baik gue ngomong skrg De’. Aku sayang kamu. N km sayang gak 5 q?? Tolong dijawab ya?’
            ‘Q jg sayang km Sa? Tp... besuk aja di sekolah,,,kita ketemuan..hbis Istirahat ke-2 ya di taman gue mau ngomong sesuatu juga??’
            Keesokan paginya, Wajah Yusa berseri-seri dia tidak sabar menunggu kata sayang dari Dea waktu istirahat ke-2 nanti. Ketika dia baru memandangi foto Dea di hpnya, tiba-tiba Reza berlari menghampirinya.
            “Sa, Loe dah nyatain perasaan loe ke Dea?” tanya Reza dengan nada yang tersengal-sengal habis berlari-lari.
            “Santai sob! Pelan-pelan sob. Kemarin malam gue nyatain, tapi lewat sms,” terang Yusa.
            “Wah gawat. Gue sulit untuk ngasih tahu ini ke loe, tapi gue harus sampein ke loe. Tadi di jalan gue boncengan sama Ria, temennya Dea. Dan Dia keceplosan ngomong, kalau Dea sudah jadian sama Fendy sebulan yang lalu,”
            “Apa loe yakin Za? Loe jangan buat gue marah?”
            “Yah ngapain gue bohong sa? Dan apa untungnya buat gue?”
            Tiba-tiba saja wajah Yusa muram.  Diam seribu bahasa, tatapan matanya menajam. Bel istirahat kedua pun berbunyi. Yusa menunggu kedatangan Dea dari kejauhan, bukan tepat di tempat duduk di taman, rencana tempat bertemu mereka berdua. Tiba-tiba saja Dea datang menuju ke arah taman dengan Fendy. Mereka terlihat seperti orang pacaran. Hal yang membuat sedih Yusa. Akhirnya Yusa beranjak dari tempatnya dan menuju ke kelas nya. Reza dan Lala tidak berani bertanya kepada Yusa. Pasalnya, raut wajah Yusa kurang bersahabat pada waktu itu.
            ------------
            Ujian Nasional Nasional tingkat SMU tinggal 2 bulan lagi. Semenjak kejadian itu, prestasi Yusa menurun drastis. Dalam 1 minggu saja, Yusa hanya masuk 2-3 kali. Nilai-nilai ulangan pun semakin memalukan. Reza dan Lala berusaha menasihati Yusa. Tapi Yusa sudah kebal dengan nasihat mereka berdua.
Tiba-tiba tanpa sengaja Lala melihat Yusa sedang menyendiri di taman sekolah.
            “Baru kali gue lihat laki-laki yang pengecut, lemah, cengeng, dan berpikiran dangkal seperti loe Sa?” kata Lala sambil berjalan menghampiri Yusa dari arah belakang.
            “Kenapa Loe kesini!! Tinggalin gue sekarang!!” bentak Yusa sambil menoleh ke arah Lala.
“Oke Sa! Gue akan ninggalin loe. Dan ini mungkin terakhir gue ganggu loe. Tapi sebelumnya gue ingin jelaskan sesuatu ke loe. Tahu nggak sa? Apa yang gue takutin akhirnya kejadian juga. Semenjak Dea jalan sama Fendy dan cinta loe bertepuk sebelah tangan, loe berubah 1800. Loe bukan Yusa yang gue kenal. Asal loe tahu Sa? Orang yang paling terpukul melihat perubahan dalam diri loe adalah gue Sa? Tapi ternyata loe gak ngerti gue, gak ngerti isi hatiku gue,” tiba-tiba air mata menetes membasahi pipinya.
“Dan ini mungkin terakhir kali gue perhatian ama loe. Semoga kelak loe berubah dan bahagia. Selamat tinggal Sa?” Kata Lala sambil bergegas meninggalkan Yusa.
Kedua mata Yusa terbelalak hingga hampir berair. Dia akhirnya sadar bahwa selama ini, Lala lah yang tulus mencintainya. Dan kebaikan yang diberikan oleh Lala kepadanya semata-mata atas dasar nama cinta.
Kemudian Yusa mengejar Lala. Dengan cepat, diraihlah tangan Lala. Kemudian digenggamlah erat-erat tangan Lala
“La’, gue putusin sekarang. Gue akan berubah seperti dulu lagi. Dan yang paling penting. Gue juga sayang ama loe La! Loe masih mau kan menerima gue?”
“Baik gue akan menerima loe asalkan loe harus lulus Ujian Nasional dengan Nilai yang lebih tinggi dari gue, bagaimana?” tantang Lala
Dengan kejadian ini Yusa menjadi semangat belajar lagi walaupun UNAS hanya tinggal 2 bulan lagi.
3 bulan kemudian....
            Di papan pengumuman tertulis, Yusa memperoleh peringkat 3 sebagai siswa yang memproleh nilai tertinggi UNAS di sekolahannya. Dan Lala menempati peringkat 2 satu tingkat di atas Yusa. Ini berarti tantangan yang diberikan Lala tidak dapat dipenuhi Yusa. Yusa sedih, namun dia menerima dengan lapang dada. Tiba-tiba Lala menghampiri Yusa sambil melemparkan senyum kepadanya.
            “Ah, La loe jangan nyindir gue. Gue dah ikhlas kok. Emang gue gak mampu mengatasi tantangan loe, yang penting buat gue. Loe tetep bisa berteman dan bersahabat dengan gue. Bisa kan La?” tanya Yusa.
            “Gue belum ngomong apa-apa loe sudah buat kesimpulan sendiri ya Sa?”
            “Emang sih loe gak berhasil  atas tatangan gue. Tapi gue salut kepada semangat juang loe, Sa? Gue putusin, gue nerima loe!”
            Akhirnya kata “jadian” terselip di antara hati mereka. “Pasangan yang romantis” kata teman-temanya. Tapi hal ini di luar sepengetahuan Dea.
           
5 tahun kemudian....
            Mobil dengan merk avanza berhenti di sebuah toko bunga. Seorang dengan pakaian jas rapi, dan sisiran rambut membelah ke samping, turun dari mobil tersebut. Ya ternyata Yusa. Dia kemudian menghampiri penjual bunga  untuk membeli bunga kesukaan Lala, bunga melati. Tiba-tiba wajah dan kedua mata Yusa membelalak. Dalam hatinya berkata ‘aku tidak asing dengan wajah ini.’
            “Dea!!” panggil Yusa kepada wanita penjual bunga tersebut.
            “Oo. Kamu Yusa ya?” tanpa rasa malu Dea membalas pertanyaan Yusa.
            Mereka pun saling tegur sapa, dan tak pelak Yusa menawarkan untuk mengajak Dea makan siang di dekat toko bunga Dea.       
            Ya, selama 1 tahun Yusa telah lulus dari kuliah dan diterima kerja di perusahaan kontraktor sebagai supervisor. Satu jam mereka saling tanya-jawab tentang kehidupan mereka masing-masing. Tiba-tiba saja Dea melayangkan pertanyaan ke arah Yusa, yang membuatnya sedikit kaget.
            “Apa kamu sudah menikah Sa?”
            “Ohh aku belum menikah kok. aku masih fokus berkarier dahulu,”
            “Pacar?”
            “Ha? Cariin dung, hehe.. aku masih jomblo lho?”
            “kamu kan bisa cari sendiri Sa? Masih adakah rasa sayangmu dulu buatku Sa?”
            Tiba-tiba sebuah pertanyaan bagaikan laju bus surabaya-jogja menghantam tubuh Yusa.
            “Sebelum aku jawab, aku ingin bertanya kepadamu Dea. Kenapa kamu dulu gak memilih aku Dea? Tolong jawab dengan jujur. Aku gak bakalan marah kok?” jelas Yusa sambil memainkan jari-jarinya di atas keyboard HP-nya dengan merangkai sms buat Lala untuk segara datang, tanpa sepengetahuan Dea
            “Baik Sa, aku dulu gak memilih kamu soalnya kamu kurang dewasa, kamu baik sih tapi kadang-kadang kamu dingin kepada teman-temanku, dan dulu penampilanmu kurang dewasa dan juga masih awut-awutan. Tapi sekarang kamu sudah kelihatan dewasa, Sa?”
            “Oh.. kabarnya Fendi gimana?”
            “Kita putus 2 tahun lalu, pas aku di drop out kampus  karena nunggak SPP 2 bulan.”
            “Oo.. kamu sekarang sudah tahu kan, Apakah Fendy benar-benar mencintaimu?”
“Aku kan selalu mendoakan agar kamu bahagia kelak. Tentang kelemahan-kelemahanku yang kamu katakan tadi, aku akan berusaha memperbaiknya, dan aku khususkan untuk seseorang yang aku sangat sayangi.”
            Mendengar kata-kata itu hati Dea jadi bungah.
            “Dan itu lah wanita yang sangat aku sayangi.” Sambil menunjuk ke arah belakang Dea.
            Ternyata yang berjalan menghampiri Yusa adalah Lala pacar waktu SMA dulu sampai saat ini. Lala yang anggun cantik berjalan menghampiri Yusa. Lala bekerja sebagai Guru.
Hanya ada penyesalan dalam diri Dea.
 

Semahal-mahal nya bunga, jika layu pasti tidak ada harganya.
Semurah-murahnya bunga, jika harum semerbak mewangi pasti berharga.

Jika kita sudah memiliki bunga melati di tangan, sementara di depan ada bunga yang lebih bagus. Jangan pernah berpaling apa yang kita dapat. Bunga bagus belum tentu harumnya tahan lama.

Orang yang benar-benar mencintai kita adalah seseorang yang menerima kita apa adanya dan mempunyai keikhlasan dalam dirinya untuk mebahagiakan pasangannya.

Jadikan Kegagalan dalam cinta  menjadi suatu proses menuju kebahagian dan pemilihan cinta yang berkualitas. Kelak Semuanya #KanIndahPAdaWaktunya.........

Terimakasih Sahabat-sahabat Indra semoga bermanfaat. 

5 Juni 2012





No comments:

Post a Comment